21 Agustus 2009

My cerpen

Sepenggal cerita

Rumah sakit jiwa...

Siapapun orang merinding jika masuk ke tempat yang aneh ini. Kumpulan orang dengan cerita-cerita angan yang seru kelamnya. Tapi, tak berlaku hal itu untuk aku. Karena aku adalah salah satu penghuni kamar di rumah sakit jiwa ini. Aku sadar. Aku tidak gila. Tapi, apa kuasaku? Lebih baik aku dianggap gila sekalian dari pada melihat kejamnya luar dunia cangkang. Seperti saat ini. Aku merenung di putihnya tembok kamar gilaku ini. Aku tersenyum sendiri. Tembok putih yang seakan memutar video sejarah anehku.

Setahun yang lalu...

Aku membuka pintu warnet yang ada disebelah kantorku. Aku senang karena aku akan dikenalkan dengan teman baru sahabatku. Sebut saja namanya A. Aku dikenalkan sahabatku melalui friendster-ku. A seorang wanita, sama sepertiku. Hampir setiap hari aku mem-posting komentar ke friendster-nya A. Aku sedikit gaptek karena masih menggunakan friendster ditengah menjamurnya facebook.

Kadang aku berfikir, kenapa temanku memiliki kekasih tapi dengan banyak perbedaan. Apa mereka tak pernah bertengkar dengan perbedaan itu?!

Aku ingin mengatakan, Hai dunia! Tidak adakah persamaan dalam suatu hubungan cinta? Bukankah menyenangkan sama-sama suka makan bakso, sama-sama suka main piano, sama-sama suka main sepak bola. Pasti seru! Tapi, mengapa dunia seakan memuntahkan ideku itu? Aku bingung.

Sejak mengenal A, hatiku berkecamuk.

A dan aku sama-sama mengidolakan Afgan.

A dan aku sama suka bermain pianika.

A dan aku sama suka makan nasi soto.

Tapi, yang membuatku heran, ideku dan ide A sama. Kenapa dalam suatu hubungan cinta tak ada persamaan? Aku mulai menyukai A . Aku tak tahu mengapa. Mungkin karena perasaan ‘sama’ kita. A adalah satu-satunya orang yang mau menelan bulat-bulat ideku ini. Bahkan ia setuju denganku.

Mulai saat itu, para teman friendster dan e-mailku memberika pandangan api mereka yang tersenyum culas padaku. Aneh, pikirku. Apa ada yang salah dengan friendsterku. Atau malah dengan aku?

Posting dari rommee_03@yahoo.com:

Posting yang aneh...

Kamu nggag nyadar ta?

Posting dari sabaku_no_gaara@scout.com:

Ciee...

Gak salah tha kamyuuu????

A itu cewek loh!

Apel jangan makan apel!!!!

Posting dari blackberry@gmail.co.id:

Loe jangan malu-maluin gw sbg tmen loe napa??

Gw malu punya temen kayak U!!!

Dan sederet posting kritikan lainnya. Kini, aku tahu, aku mengerti jika aku salah. Tapi, apakah aku harus mengingkari perasaanku sendiri? Aku juga tak yakin jika hanya aku yang memiliki perasaan yang sama sepertiku. Aku hanya salah satu korban jurang cinta yang terlarang dari sekian penduduk dunia.

Sejak itu, aku selalu dijauhkan dengan A oleh teman-temanku. Aku tahu, mereka bermaksud baik. Tapi, apakah mereka bisa membuat tanggul dihatiku untuk menampung air dan api yang meledak bersamaan di palung jiwaku?! Memang ini semua adalah salahku yang sudah membuat mereka tak percaya lagi kepadaku. Mungkin karena aku telah melakukan TK (touching and kissing) dengan A. Ahh, semakin dalam aku terhisap lintah yang merajai cambuk jiwaku.

Akhirnya, posting-posting cintaku pada A kuhapus semua. Kuharap, A juga seperti itu juga. Tapi, aku gelisah. Aku tahu, aku sangat salah mencintai seseorang. Aku terlalu mencintai A. Mereka tak pernah tahu betapa agungnya cinta terlarangku ini.

Posting dari A:

Cynk,,,

Q kangen ma kmu!!

Lama...

Aku nge-net untuk menepuk posting-posting dari A. Habis Rp. 10.000,00 berarti aku ngenet udah 3 jam. Aku tersenyum. Aku terngiang oleh kalimat terakhir yang diberikan A padaku. Louph U cinta sejatiQ!

Tiba- tiba...

Rosfi marah sehingga ia membuyarkan vidoe sejarahku di tembok putihku. Rosfi, teman gilaku yang sekamar denganku.”Pergi kau setan ke magma! Aku mau kamu terbang ke tanah!”, begitu katanya. Ah, dasar Rosfi! Biar, dia memang seperti itu. Nanti juga diam.

Kini, aku terlilit masalah. Aku dituduh mencuri uang sahabatku. Bukti palsu mereka adalah uang sahabatku yang hilang mereka temukan didalam tasku. Tapi, apesnya sahabatku itu malah menuduhku, mengancam dan akan mengadukan hal ini kepada bos. Tapi, ada satu syarat agar aku tidak diadukan ke bos.

Aku harus membunuh A...

Terpaksa, karena aku takut kehilangan pekerjaanku demi orang tuaku dan terus di desak oleh teman-teman serta sahabatku, aku membunuh A. Akhirnya, saat A lewat di depanku, motorku tak kurem. Saat A lewat, kulihat ia tersenyum padaku. Senyum manis terakhirnya. Karena setelah itu, dia mati. Meninggalkan aku yang tak bertepi. Temanku? Mereka tersenyum puas.

Mulai saat itu aku diam. Ideku akan persamaan dalam cinta telah menjadi abu yang ditelan angin. Tek berbekas. Aku merenung setiap hari. Apakah hanya aku yang berfikir seperti ini? Tapi, aku hanya salah satu korban jurang cinta yang terlarang! Terkutuk kau setan! Aku menangis. Aku hanya bisa meratapi betapa agungnya cinta terlarangku pada A.

Aku terus diam. Bahkan sampai aku diputuskan ke Rumah Sakit Jiwa ini karena aku dianggap gila. Biar! Tiada guna lagi aku hidup didunia luar. Toh, ideku akan persamaan tak mereka cerna.

Aku masih diam. Merenung. Menatap tembok putih yang kian hari kian kusam dan mungkin bosan menjadi layar videoku. Tapi, biarlah karena hanya tembok ini yang bersedia dan tetap setia untuk menjadi layar video sejarahku yang telah kuputar untuk ke 360 kalinya.

Oleh: Safira K.